Selasa, 19 Agustus 2008



Uang





Begitu hebatnya uang hingga mampu menghijaukan setiap mata yang memandang. "Uang lagi uang lagi." teriak seorang ibu dari balik rumah kardus entah meneriaki suaminya atau anak lelakinya yang sudah mulai beranjak gede.

Di sudut lain seorang lelaki setengah baya dengan mengenakan kain sarung yang kelihatan lusuh, bersimpuh di bawah terik matahari siang bolong yang sangat terik, dia mendongak mengangkat tangan meminta-minta uang. Banyak yang memberinya recehan, namun yang ada di benak lelaki kumal yang entah berlagak kumal atau kumal beneran tidak ada yang bisa memastikannya kecuali menduga, jika dugaan baik memang itulah yang seharusnya, tapi jika dugaan jelek, orang bilang itu fitnah namanya. Lamunannya mengambang, kaki telanjang setengah berdarah dengan balutan perban yang mulai menghitam menyembul dari ujung sarungnya. Jemari tangannya seperti keriting, kustakah dia, atau kusta-kustaan? Orang-orang yang kebetulan melintas di depannya melemparkan uang recehan. Benak lelaki itu mengembang tercermin dari senyum yang menarik kedua ujung bibirnya, dengan mata yang nampak dipejamkan paksa dia tersenyum melihat dalam imajinya ada orang kaya yang memberinya uang yang banyak, seikat besar rupiah di hadapannya, senyumnya melebar karena ikatan kedua jatuh tepat di pangkuannya. Dan ketika matanya dibuka, "lumayan, aku bisa makan siang hari ini..." Dasar penghayal bisanya cuman minta-minta.

Uang uang uang,

Diantara kita aku yakin sudah banyak yang pernah membaca pepatah Cina tentang uang di bawah ini:

  • Dengan uang kamu bisa membeli rumah tapi bukan tempat tinggal,
  • Dengan uang kamu bisa membeli jam tapi bukan waktu,
  • Dengan uang kamu bisa membeli tempat tidur tapi bukan tidur,
  • Dengan uang kamu bisa membeli buku tapi bukan pengetahuan,
  • Dengan uang kamu bisa menemui seorang dokter tapi bukan cara yang baik untuk sehat,
  • Dengan uang kamu bisa membeli jabatan tapi bukan kehormatan,
  • Dengan uang kamu bisa membeli darah tapi bukan kehidupan,
  • Dengan uang kamu bisa membeli sex tapi bukan cinta,

Akankah kita menggilai uang, maka kita akan memperoleh rumah, jam, tempat tidur dan matrial fisik lainnya. Atau kita akan menggilai yang lain agar kita bahagia ? Sikap yang bijak adalah bersahaja dalam keseimbangan dan bukan gila-gilaan sebab bisa-bisa malah jadi gila beneran. Layaknya tidak akan disebut gila jika dalam keadaan yang seimbang karena gila ataupun gila-gilaan adalah bentuk lain dari ketidakseimbangan.

Dan bahagia itu sesuatu yang bukan fisik namun membutuhkan penunjang yang bersifat fisik.

Uangkah kebahagiaan itu ?

bukan

ada yang lain

mungkin cinta.

Uang yang akan mendatangkan cinta, ataukah cinta yang akan mendatangkan uang ?

Ibarat berdiri di titik persimpangan huruf "Y," maka di titik ini kita menentukan pilihan, dan pilihan itu adalah: ke kiri - ke kanan atau ke belakang, atau memilih diam di tempat, tidak ada pilihan ke depan sebab kalau ada bukan persimpangan huruf "Y" namanya. Mari memilih sebab hidup adalah memilih.

Jumat, 25 April 2008

first time


Fish eye mataikan, eagle eye mataelang... pasti lebih jujur dan lebih apa adanya dibandingkan dengan human eye mataorang. Itu sebabnya teknologi lebih memilih mata belalang. Bingung? jangan mau, santai aja. Mari kita amati semuanya, mulai yang bagus sampai yang jelek, mulai yang besar sampai yang kecil, hitam sampai putih, enak sampai gak enak, wangi sampai busuk, mulai dari yang menyenangkan sampai yang menjengkelkan, semuanya. Kalau kita bisa menerima semuanya maka kita telah memenangkan dunia. Apakah aku bisa? ternyata enggak bisa.
Mata ikan atau mata apa aku gak ambil peduli, aku cuman suka mancing ikannya...
mengambang di laut pulau abang
malam
hening
angin meniup-niup daun telinga
dingin
sunyi
kesunyian menjadi benar-benar sunyi karena ikan-ikan di sana entah pergi kemana
satu-satunya suara adalah bunyi angin itu
mengembus
mengelus wajah air dan seluruh badan perahu
aku menghembus udara bercampur aroma tembakau yang sebelumnya kuhirup dalam dalam
aku mendongak menatap mata mata langit yang telah memperhatikanku sejak tadi
kutengok ke sekelilingku orang-orang tertidur pulas
kulanjutkan main mataku dengan mata langit
jantungku mulai tersenyum
nadiku mulai melentur merasakan aliran darah kiriman jantungku
sayup sayup kudengar suara dari dalam badanku
kiranya ada yang tengah berdzikir memuji muji kebesaran Tuhan
aku masih mendongak menatap wajah langit
sayup sayup kudengar suara dari dalam badanku
kiranya ada yang tengah berdzikir dan berkata "Tuhan, Engkau melihatku..."
aku masih mendongak dan semakin terpana
namun percengkeraman indah itu dibuyarkan oleh sentakan yang mengagetkan tanganku
ah, rupanya ada ikan yang menarik-narik tali pancingku
dan, oiii... ikan tlah tiba
semua menikmatinya, semua terjaga, semua gembira

Label: