Uang
Begitu hebatnya uang hingga mampu menghijaukan setiap mata yang memandang. "Uang lagi uang lagi." teriak seorang ibu dari balik rumah kardus entah meneriaki suaminya atau anak lelakinya yang sudah mulai beranjak gede.
Di sudut lain seorang lelaki setengah baya dengan mengenakan kain sarung yang kelihatan lusuh, bersimpuh di bawah terik matahari siang bolong yang sangat terik, dia mendongak mengangkat tangan meminta-minta uang. Banyak yang memberinya recehan, namun yang ada di benak lelaki kumal yang entah berlagak kumal atau kumal beneran tidak ada yang bisa memastikannya kecuali menduga, jika dugaan baik memang itulah yang seharusnya, tapi jika dugaan jelek, orang bilang itu fitnah namanya. Lamunannya mengambang, kaki telanjang setengah berdarah dengan balutan perban yang mulai menghitam menyembul dari ujung sarungnya. Jemari tangannya seperti keriting, kustakah dia, atau kusta-kustaan? Orang-orang yang kebetulan melintas di depannya melemparkan uang recehan. Benak lelaki itu mengembang tercermin dari senyum yang menarik kedua ujung bibirnya, dengan mata yang nampak dipejamkan paksa dia tersenyum melihat dalam imajinya ada orang kaya yang memberinya uang yang banyak, seikat besar rupiah di hadapannya, senyumnya melebar karena ikatan kedua jatuh tepat di pangkuannya. Dan ketika matanya dibuka, "lumayan, aku bisa makan siang hari ini..." Dasar penghayal bisanya cuman minta-minta.
Uang uang uang,
Diantara kita aku yakin sudah banyak yang pernah membaca pepatah Cina tentang uang di bawah ini:
- Dengan uang kamu bisa membeli rumah tapi bukan tempat tinggal,
- Dengan uang kamu bisa membeli jam tapi bukan waktu,
- Dengan uang kamu bisa membeli tempat tidur tapi bukan tidur,
- Dengan uang kamu bisa membeli buku tapi bukan pengetahuan,
- Dengan uang kamu bisa menemui seorang dokter tapi bukan cara yang baik untuk sehat,
- Dengan uang kamu bisa membeli jabatan tapi bukan kehormatan,
- Dengan uang kamu bisa membeli darah tapi bukan kehidupan,
- Dengan uang kamu bisa membeli sex tapi bukan cinta,
Akankah kita menggilai uang, maka kita akan memperoleh rumah, jam, tempat tidur dan matrial fisik lainnya. Atau kita akan menggilai yang lain agar kita bahagia ? Sikap yang bijak adalah bersahaja dalam keseimbangan dan bukan gila-gilaan sebab bisa-bisa malah jadi gila beneran. Layaknya tidak akan disebut gila jika dalam keadaan yang seimbang karena gila ataupun gila-gilaan adalah bentuk lain dari ketidakseimbangan.
Dan bahagia itu sesuatu yang bukan fisik namun membutuhkan penunjang yang bersifat fisik.
Uangkah kebahagiaan itu ?
bukan
ada yang lain
mungkin cinta.
Uang yang akan mendatangkan cinta, ataukah cinta yang akan mendatangkan uang ?
Ibarat berdiri di titik persimpangan huruf "Y," maka di titik ini kita menentukan pilihan, dan pilihan itu adalah: ke kiri - ke kanan atau ke belakang, atau memilih diam di tempat, tidak ada pilihan ke depan sebab kalau ada bukan persimpangan huruf "Y" namanya. Mari memilih sebab hidup adalah memilih.